| 13 komentar ]

Gunawan, Ida Nuramdhani, dan Mohamad Widodo

PhotobucketMembicarakan pendidikan tinggi tekstil di Indonesia tidak akan pernah dapat dilepaskan dari keberadaan perguruan tinggi negeri di bawah naungan Departemen Perindustrian RI yang terletak di Jalan Jakarta No. 31 Bandung, Jawa Barat. Kampus yang pada awal pendiriannya di tahun 1922 bernama Textil Inrichting Bandoeng (TIB) ini, lalu pada tahun 1954 dikembangkan menjadi Akademi Tekstil (AKATEKS) dengan dua program studi, yaitu Teknik Tekstil dan Kimia Tekstil dengan gelar Bakaloreat Tekstil (Bk.Teks).

Pada perkembangan berikutnya, peningkatan status menjadi setingkat sarjana dan perubahan nama terus menerus mewarnai perjalanan kampus "Cicadas" ini. Dimulai dengan peralihan Akatex menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Tekstil (PTIT) di tahun 1964 yang lulusannya kemudian bergelar Sarjana Tekstil, lalu diubah kembali berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian pada tahun 1966 menjadi Institut Teknologi Tekstil (ITT), hingga dipisahkannya ITT menjadi dua institusi, yaitu Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Tekstil (BPPIT) dan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) sejak tahun 1982. Setelah itu, melalui keputusan bersama antara Menteri Perindustrian dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tertangal 6 Juni 1981 diputuskan bahwa STTT menyelenggarakan jurusan Teknik Tekstil dan Kimia Tekstil dengan sebutan Ahli Tekstil (A.T.). Baru kemudian mulai tahun 1999, lulusan Diploma-4 diberi sebutan Sarjana Sains Terapan (S.Si.T.) dan berlaku hingga kini.

Photobucket
Perjalanan sejarah yang panjang ini adalah fakta yang membanggakan bahwa kampus ini telah menjadi salah satu bagian terpenting dalam pertumbuhan sains, teknologi, pendidikan dan industri tekstil di Indonesia. Sudah begitu banyak lulusan dihasilkan yang kemudian turut ambil bagian – berperan aktif – pada berbagai lembaga pendidikan dan penelitian tekstil serta dalam pengembangan industri, mulai dari level menengah hingga level teratas. Begitu lekatnya, pasang surut industri tekstil pun begitu berpengaruh dan selalu diidentikkan dengan perjalanan sejarah kampus yang hingga saat ini tetap bertahan menjadi kampus tekstil dengan fasilitas dan koleksi referensi teknologi tekstil terlengkap di Indonesia. Dengan demikian wajar saja jika banyak pihak menjadikan kampus ini sebagai barometer pendidikan tinggi teknologi tekstil di Indonesia.

Lantas, dengan cara apa sejarah panjang ini harus kita pandang, sehingga dapat memberi makna lebih dalam dan produktif? Satu-satunya pilihan adalah refleksi. Bercermin dari keberhasilan yang sudah dicapai di masa lalu dan masa kini, adalah bekal untuk kemajuan yang lebih di masa yang akan datang. Mengaca pada sejarah dan memandang perguruan tinggi tekstil lain di dunia yang telah demikian jauh berkembang dan maju dengan landasan tradisi akademik dan penelitian yang kental serta kolaborasi yang erat dengan industri memberi isyarat bahwa STTT seharusnya mampu mempertahankan kebesarannya dan tetap menjadi harapan bagi kemajuan sains, teknologi dan industri tekstil di Indonesia.

Diakui ataupun tidak, ungkapan sederhana yang mengatakan bahwa industri tekstil tidak akan pernah redup selama manusia membutuhkan pakaian adalah benar. Namun demikian, sejarah juga memperlihatkan bahwa hal tersebut tidak lantas menjadi jaminan bahwa pendidikan tekstil pun akan tetap bertahan dan diminati sebagai ilmu dan teknologi untuk dipelajari, karena pergeseran-pergeseran teknologi seiring dengan perkembangan ilmu selalu bergerak cepat dan menyesuaikan dengan kebutuhan jaman. Lantas bagaimana ? Keluwesan (versatility) dan positioning sepertinya merupakan dua faktor penting yang musti diupayakan agar selalu dibutuhkan dan diminati.

Pertanyaannya sekarang adalah akan mampukah STTT mempertahankan kebesarannya dan menjadi harapan bagi kemajuan sains, teknologi, penelitian dan industri tekstil di Indonesia ? Jawabnya bisa dan harus bisa karena STTT memiliki modal dasar untuk itu. Selama upaya untuk mengelola dan mengembangkan sistem pendidikan yang mencerahkan dengan didukung sumber daya manusia yang unggul tidak pernah berhenti, maka harapan selalu ada.

Alamat web STTT: http://www.stttekstil.ac.id


Tanya-Jawab & Diskusi

13 komentar

ikmawan mengatakan... @ 16/01/09, 14.20

secara makro dikatakan industri tekstil tergolong sunset, malah ada yang bilang sudah termasuk kategory foot loose. Kalau mengikuti sejarah dibentuk lembaganya ..kentara sekali betapa our government sama-sekali tidak mempunyai cetak biru tentang industri tekstil, sepertinya industri ini muncul karena keberuntungan dari majalaya, keberuntungan memanfaatkan momentum. Tidak pernah ada master plan yang menyeluruh untuk industry tekstil, padahal waktu itu menyumbang hampir 80 % eksport non migas. Industry tekstil hanya digenjot untuk menghasilkan pendapatan tanpa dipersiapkan untuk menghadapi ketidakpastian.

Akankah situasi ini berlanjut? Berapa banyak buku2 tentang tekstil karya anak negeri diterbitkan? Berapa banyak buku2 tekstil di alihbahasakan? Berapa banyak dosen2 handal dicetak? Mudah2an jawabannya " tidak sedikit"

Salam
Ikmawan
86p0336

ThinkTextiles mengatakan... @ 25/01/09, 04.20

Nuhun Kang buat Komentarnya...

Menarik menyimak pendapat dari kang Ikmawan...saya hanya ingin menggarisbawahi kalaupun asumsi industri tekstil tergolong sunset industry, tetapi ternyata ada fakta perkembangan tekstil yang menarik dilihat dari nilai (value) ekspor tekstil sejak tahun 2001-2006 berturut-turut sbb: 7,67;6,88;7,05;7,64;8,55 dan 9,37 Milion US..suatu trend yang terus meningkat...jadi asumsi umum bahwa industri tekstil sebagai sunset industry kurang saya sepakati...

Mengenai blue print saya kira memang kurang jelas, kalaupun ada saya sendiri tidak yakin pada tahapan implementsi dan sosialisasi dilapangan dan bahkan sejak dalam tahap perumusannyapun saya agak ragu...

Saya kira benar apa yang "digelitikan" oleh Kang Ikmawan tentang karya berupa Buku, dosen yang handal..dst..yang menurut saya mencerminkan wajah perkembangan sains dan teknologi tekstil di Indonesia yang memang perlu diperhatikan. Menurut saya memang kampus-kampus tekstil harus tetap dan cepat berbenah dan mengejar ketertinggalan-ketertinggalan diantara pesatnya perkembangan sains dan teknologi tekstil dunia...semoga dengan demikian tekstil indonesia tidak sunset seperti yang diasumsikan kang Ikhmawan...

Salam
Gunawan
Editor..94.P.1382

Anonim mengatakan... @ 03/02/09, 11.39

Kang Gunawan,
Terima kasih atas responsenya, kalau dikatakan trend naik secara ekonomis rasanya juga kurang tepat karena yg kang Gunawan sajikan adalah angka quantitas yang tentu saja akan naik karena faktor biaya, konsumsi dan bukan dari faktor industrinya sendiri. Pertanyaannya sekarang adalah berapa banyak Industry tekstil yang dibangun? Berapa banyak garment2 baru didirikan? Jawabannya tidak banyak atau malah investasi di sektor ini sudah negatif pertumbuhannya.

Kenap?

Anonim mengatakan... @ 09/02/09, 10.32

Menarik sekali membaca diskusi di atas. Bagi orang awam spt saya, yg kadang behubungan langsung dengan industri textile. Saya sangat berharap STTT sbg lembaga pendidikan textile betul2 melihat dunia industri yg ada di sekitar nya.
Angka2 yg di sajikan di atas, memang tampak indah, naik trus. Terlepas apa itu dr segi "ammount bisnis" atau cuma quantitas produk. Coba lihat bagaimana kondisi dari th 2006 smp dgn sekarang.
Apa yg terasa akhir2 ini adalah ... banyaknya perusahaan yg tutup, di jual or benar2 mati. Coba lihat brp banyak pabrik2 di Majalaya (sang cikal bakal) yg masih bertahan hidup? Berapa banyak pabrik yg di "caplok" pabrik coklat di Jl. M.Toha? - lahan di beli. Coba tanya pula brapa pabrik yg kesulitan dlm pembayaran pembelanjaannya ke suplier bahan baku (benang, kain, chemical, dyestuff).
Bagi saya, selama pemerintah tidak jelas kebijakannya sbg bentuk dukungannya thd dunia industri textile Indonesia ... istilah "sunset industries" itu masih berlaku.
Tinggal sekarang bagaimana STTT sbg institusi pendidikan Tekstil yg jadi acuan, bisa berbuat sesuatu untuk memperbaikinya ...

Hastadi/86.P.0332 KT

ThinkTextiles mengatakan... @ 15/02/09, 06.27

Menyenangkan mendapat masukan dari para senior, Mas Hastadi dan Kang Ikhmawan..iya sich memang kita harus membedakan antara pertumbuhan dari sisi nilai dan industri karena keduanya bisa saja beriringan atau malah bertolak-belakang. Analisa kenyataan yang disampaikan mas hastadi juga cukup menohok bagi siapa saja yang memang konsen dengan dunia tekstil. Bagi saya peer ini tidak mudah tetapi bukan berarti harus berhenti, berbuat sesuai dengan apa yang sanggup dan bisa dilakukan itu lebih nyaman untuk dilaksanakan...STTT sendiri kalau menurut saya lebih baik memperkuat dan terus mengembangkan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat sesuai khittah awalnya. Apabila ketiga aspek ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, saya kira itu sudah menjadi kontribusi yang sangat besar ditengah kesulitan disana-sini. Misalnya STTT berkolaborasi dengan pihak industri untuk research bersama seperti yang lazim dilakukan oleh kampus-industri dinegara maju, pendampingan pada UKM tekstil, menerbitkan Text-Book baru yang lebih segar dan aktual, dst..dsr..dengan demikian semoga almamater kita ini tetap maju....

salam hangat,
Gunawan
Editor. 94.P.1382

Unknown mengatakan... @ 26/02/09, 12.12

gambarnya bagus euy, seperti yang pernah saya muat di www.ikaittsttt.org, selamat buat para kawula muda yang punya banyak kreasi. hanya satu usulan saya, jangan turunkan mutu pendidikan kita khususnya di STTT, jangan lagi demi memperbanyak mahasiswa trus nerima siswa dari jurusan antahbrantah, ips dsb, kalau mau ya mbok buka jurusan baru lagi misalnya manajemen dan bisnis or you can discuss .... sebaiknya ketua sekarang tidak lagi diperlanjang, karena menurunkan kualitas pendidikan. saya sangat prihatiiiiinnnn
BLest

ThinkTextiles mengatakan... @ 31/03/09, 21.17

Terima kasih buat ucapan selamatnya..Mas Blest, gambarnya memang bagus...foto itu dan ratusan foto sttt lainnya ada di laptop saya. Dulu Budi Handoko yang mengambil gambar itu untuk kebutuhan publikasi kampus yang sedang disusun dan saya salah satu bagian dari team itu.Enggak apa-apa foto itu dipake juga di IKA...senang rasanya berbagi kebaikan pada sesama...


salam,
Gunawan

i@n mengatakan... @ 28/04/09, 17.07

Congratulation for all.2 day check milist and found this blog spot.
My comment 'fresh and actual'. Keep this information up2date for us.Same opinion with all of you on our campus.Together, we must build and cooperate to strengthen our network and knowledge.We must believe to 'sunrise' again our textiles.Hopefully I could get more information on medical textiles.
we have develop new business to compete lestari product. Need some idea 'out of the box' on medical textiles. So our company could make some difference and new trend on medical industry here.Please visit www.hospitallinen.net
thanks again for the contribution ...3M ,start from us...start now...start from little things...(sorry for my broken english - try to practice it)
Sigembel'94
94.P.1383

Erwin Hartono mengatakan... @ 01/06/09, 02.33

Congratulation dan bravo untuk buat blog ini.
Punten ikut nimbrung..

Secara globol industri tekstil tidak pernah dikatakan sebagai industri yang tergolong sebagai industri sunset. Tetapi di Indonesia banyak pengamat dan mungkin rekan-rekan kita yang merasakan bahwa industri tekstil tergolong sunset. Ya, tidak dapat di pungkiri banyak sekali perusahaan dan pabrik yang tutup, kekurangan order dan mengalami financial problem.
Pertanyaan mengapa? Padahal secara global Tekstil bukan merupakan sunset industri.

Banyak kajian ilmiah atau literatur yang dapat menjelaskan fenomena ini, mulai dari teknologi tekstil, kondisi ekonomi makro indonesia dan dunia, kondisi politik, keadaan infrastruktur dan termasuk pendidikan tekstil itu sendiri.

Satu contoh:
Begitu lama tekstil indonesia berada dalam industri "cash cow". Pelaku industri menikmati keadaan ini untuk waktu yang sangat lama dan mereka nyaman sehingga mereka lupa untuk selalu berubah mengikuti perkembangan global.
Hal ini menyebabkan terjerumusnya industri tekstil ke dalam sunset industri.
Terlambat untuk berubah? Sama sekali tidak.
Masih begitu banyak competitive advantage yang kita miliki untuk dapat mendorong industri ini kembali kedalam "star" industri.

Itu sebabnya saya gembira dengan adanya blog ini, dimana kita bisa saling membagi informasi dan pengetahuan agar industri tekstil indonesia menjadi kembali menjadi industri primadona.

Unknown mengatakan... @ 01/08/12, 15.42

haduhh..
boleh tanya gak, kalau lulus dari STTB ini prospek kerjany gmn ya ??

Mohamad Widodo mengatakan... @ 02/08/12, 19.22

Laila, sejak dulu hingga sekarang dan sangat mungkin di masa depan, prospek kerja lulusan STTT selalu baik. artinya, lulusannya terserap habis oleh industri setiap tahunnya. data yang sempat kami peroleh menunjukkan jumlah permintaan tenaga kerja selalu lebih besar dari jumlah lulusannya. kebanyakan memang bekerja di pabrik tekstil sbg tenaga ahli bidang produksi, staf pemasaran, dan staf laboratorium. sebagian lagi tersebar di perusahaan zat2 kimia tekstil dan pembuat mesin tekstil, termasuk perusahaan multinasional semacam NIKE, ADIDAS, REEBOK, LEVIS ... juga tdk sedikit yg menjadi wirausahawan sukses ataupun dosen dan peneliti. Mdh2an mencerahkan. Terima kasih atas pertanyaannya. Salam, Widodo

Unknown mengatakan... @ 13/06/14, 08.38

kami dari salah satu perusahaan konsultan membutuhkan tenaga ahli untuk bidang tekstil. jika berminat, kirimkan cv lengkap ke destiara45@gmail.com

Andami Store mengatakan... @ 05/09/19, 00.11

Senang sekali bisa menemukan web ini, serta membacaa dan ikut bergabung untuk menimba ilmu sebanyak mungkin dari satu satunya kampus Tekstil di Indonesia. syaa selaku Mahasiswa Tingkt Akhr di kampus ini, ikut serta merasakan manfaat ilmu yang didapatkan daridosen pilihan kampus tekstl ini, serta mampu mengkaitkan ataupun mengimplementasikan daalam kehidupanditanah rantau ini. tak sedikit pula orang awam yng berminat untuk mengantri meenduduki kursi perkuliahn dikampus ini. dan tak sedikit pulalah industri tekstil yangtelah tutup, di jual or benar2 mati. Coba lihat brp banyak contoh pabrik2 di Majalaya. makadari itu, Salah satu perwujudan bangkitnya keembali Industri Tekstil di Indonesia ialah melalui addanya program Pascasarjana yang baru saja dibuka dikampus Politeknik Tekstil Bandung. seraya menciptakan bobot-bobot lulusan yang Menjadikan Politeknik unggul dan terkemuka dalam pendidikan teknologi tekstil dan garmen yang menjadi role model pendidikan vokasi industri dalam menghasilkan lulusan kompeten yang mampu bersaing secara global sebagaimana dilampirkan sesuai Visi Misi Kampus Politeknik STTT Bandung.

Salam Mahasiswa
-Helmina A 16020090

Posting Komentar