| 5 komentar ]

Hardianto

Polibutilen Tereftalat (PBT) adalah suatu termoplastik semikristalin yang termasuk ke dalam keluarga poliester. PBT banyak dipakai sebagai plastik teknik (engineering plastic) misalnya sebagai komponen sistem elektrik, konektor, soket elektrik, bobbin, serta komponen insulasi.

Dalam industri tekstil, PBT dibuat menjadi serat dalam bentuk filamen. Keunggulan serat PBT dibanding serat poliester salah satunya adalah dapat dicelup di bawah 100°C tanpa perlu penambahan carrier sehingga disebut juga easy dyeable atau carrier free dyeable polyester fibre. Tentunya ini adalah nilai tambah yang sangat baik karena dapat meminimalkan penggunaan energi, zat kimia (dalam hal ini carrier) dan polusi bila dibandingkan dengan serat poliester yang biasanya membutuhkan penambahan carrier bila ingin dicelup pada suhu sekitar 100°C.

Serat PBT memiliki stabilitas dimensi yang sangat baik, low moisture absorption, dan resistansi insulasi yang tinggi. Selain itu sifat elektrik dan sifat mekaniknya pun baik termasuk kekuatan dan rigiditas yang tinggi serta memiliki sifat ketahanan terhadap beberapa zat kimia, pelarut, dan minyak.

Reaksi pembuatan PBT dari DMT

Serat PBT dibuat melalui proses pemintalan leleh dengan mereaksikan dimetilen tereftalat (DMT) dengan 1,4-butanediol (Gambar 1) atau asam tereftalat (TPA) dengan 1,4-butanediol (Gambar 2). Seperti halnya poliester, proses pembuatan PBT juga terjadi dalam dua tahap yaitu proses trans-esterifikasi dan polikondensasi.

Pembuatan PBT dari TPA

Kekuatan dan stabilitas dimensinya yang baik terutama dalam keadaan basah serta ketahanan terhadap klor membuat serat PBT sangat cocok diaplikasikan sebagai pakaian renang. Aplikasi lainnya yaitu sebagai bahan kaos kaki, pakaian dalam dan karpet.



Sumber:
  1. Anon, PBT Polybutylene Terephthalate Process, Lurgi Zimmer GmbH, www.lurgi.com.

  2. Mishra, S.P., A Textbook of Fibre Science and Technology, New Age International Publisher, 2000.


Hardianto, SST.
Lulusan tahun 2000 Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung, jurusan Kimia Tekstil. Sejak tahun 2003 bekerja sebagai dosen dan staf Laboratorium Pencapan dan Penyempurnaan Tekstil di Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung. Mengajar mata kuliah Pencapan (teori dan praktikum) dan Penyempurnaan Tekstil (praktikum). Saat ini sedang menempuh pendidikan Master of Engineering in Textile Chemical Processing di The Maharaja Sayajirao University of Baroda, India.



Tanya-Jawab & Diskusi

5 komentar

Anonim mengatakan... @ 29/12/09, 07.17

maw tny dunk...
knp proses dmt pake transesterifikasi sedangkan proses tpa pake esterifikasi,ap ad hub dng cis-trans?tlg dijeaskan. makasih byk
-nisa-

Widodo mengatakan... @ 30/12/09, 13.07

Dear Nisa,
Setahu saya ini tidak ada hubungannya dengan cis-trans isomerism dan hanya mengikuti mekanisme reaksi kimia organik pada umumnya. Dlm pembuatan poliester (termasuk PBT), mekanisme reaksi kimia DMT dgn diol mengikuti prinsip reaksi antara ester dgn alkohol. Di sini, gugus alkil (R') yg semula menjadi bagian ester bertukar tempat dgn gugus alkil (R'') yg ada pada alkohol, menghasilkan ester dan alkohol yg baru. TPA adalah sejenis asam, dan tidak mempunyai gugus alkil utk dipertukarkan dgn alkohol, maka yg terjadi adalah eesterfikasi langsung sebagaimana umumnya reaksi antara asam dan alkohol. Utk lebih jelasnya coba lihat http://www.pslc.ws/macrog/petsyn.htm dan http://www.pslc.ws/macrog/movies/peta.htm. Mudah2an cukup jelas dan membantu.

Widodo

Ida mengatakan... @ 31/12/09, 05.16

Dear Nisa,

Sekedar menambahkan uraian di atas:

Reaksi sintesa PBT dari DMT dan buntandieol disebut trans-esterifikasi karena proses esterifikasi (pembentukan ester) terjadi melalui adanya pertukaran gugus alkil dari senyawa alkohol (1,4-butandiol) dengan gugus alkil yang terdapat pada senyawa yang sudah berbentuk ester(dimetil tereftalat). Berbeda dengan reaksi esterifikasi, yang murni merupakan pembentukan gugus ester (newly born ester), dari dua gugus, yaitu: asam karboksilat dengan alkohol.

Mekanisme reaksi yang terjadi adalah reaksi asam-basa sederhana.

Jadi, istilah trans-esterifikasi tidak ada kaitannya dengan isomer cis- trans-, tetapi lebih karena pada proses trans-esterifikasi, senyawa asalnya sudah berbentuk ester, namun direaksikan dengan alkohol untuk membentuk ester yang lain, melalui pertukaran gugus R (alkyl), sehingga tidak disebut sebagai esterifikasi murni.
Mudah2an membantu.

Salam,
Ida

Anonim mengatakan... @ 25/01/10, 00.38

Makasih banyak tuk bpk widodo dan bu ida atas info nya...mantapppssss

....ini sangat membantu sekali....

tuk yang mau menambahkan,ditunggu...

-nisa-

Mohamad Widodo mengatakan... @ 25/01/10, 01.26

Dear Nisa, sama2 ... senang bisa membantu.

Widodo

Posting Komentar