| 5 komentar ]

Gunawan

Perjalanan jauh dari kampus TU Dresden menuju Paris terbayar sudah. Bersama teman-teman di jurusan Textil-und Bekleidungtechnik (Tekstil dan Teknik Pakaian Jadi) dan mahasiswa Doktor dari berbagai jurusan lainnya di bawah fakultas Maschinenbau (Teknik Mesin) saya pergi mengunjungi pameran JEC Show Composites yang berlangsung sejak tanggal 24-26 Maret 2009 di Paris. Sungguh sebuah pameran yang luar biasa dan membuka mata pada banyak aspek tentang komposit.

JEC Show Composites merupakan pameran internasional terbesar bidang komposit di Eropa dan dunia. Pada ajang kali ini ia menampilkan lebih dari 1.000 stand dengan luas areal pameran 46.500 m2 yang terbagi dalam 8 hall. Sebagaimana layaknya banyak pameran teknologi di negara-negara maju, pameran ini memadukan komunitas peneliti, akademisi dan industriawan. Mereka bercampur dan berinteraksi untuk mencapai apa yang diharapkan dari ajang pameran ini, yaitu menghubungkan sains, teknologi, industri dan bisnis komposit. Berbagai perkembangan sains, teknologi dan industri terkini dari mulai bahan baku, proses sampai penggunaan komposit dipamerkan oleh berbagai industri, lembaga penelitian dan universitas pada berbagai anjungan, konferensi dan forum.

Setidaknya ada 11 bidang yang ditampilkan, yaitu: Building and Construction (bangunan dan konstruksi), Automotive(otomotif), Wind Energy (energi angin), Civil Engineering (teknik sipil), Automation (otomatisasi), Technical & Design Composites (komposit desain dan teknik), Rail and Road Transportation (transportasi darat dan kereta api), Aeronautics (aeronautika), Marine (kelautan), Biomaterial dan Education (biomaterial dan pendidikan). Pada berbagai bidang itu kita bisa melihat bagaimana komposit diwujudkan pada berbagai aspeknya.

Pada bidang otomotif, misalnya, dipamerkan setidaknya dua mobil balap F-1 dan motor balap sungguhan dari dua anjungan yang berbeda. Sungguh menarik. Ternyata nyaris semua bagian body-nya terbuat dari material tekstil komposit. Bahan kain tekstil yang digunakan terbuat dari kombinasi benang dari serat karbon lalu diberikan resin penguat. Ada body yang permukaannya agak tipis, nampaknya ia dibuat cukup dengan teknik pertenunan biasa atau perajutan multiaxial dan ada pula yang agak tebal. Kalau kita perhatikan nampaknya ia tergolong dalam spacer fabric yang bisa dibuat dengan teknik perajutan double needle atau pertenunan dan sandwich composites. Begitu juga kalau kita melihat berbagai mobil dan truk dari berbagai pabrikan akan terlihat bagaimana tekstil komposit kini benar-benar banyak menggantikan peran material logam. Kelebihan material tekstil komposit terutama kekuatannya yang lebih tinggi, ringan dan tidak berkarat.

Demikian pula halnya dengan pesawat terbang. Bahan komposit banyak menggantikan peran logam. Di sini diperlihatkan sayap pesawat Boeing A-320 yang seluruhnya terbuat dari material tekstil komposit. Bahannya sendiri tidak jauh-jauh berupa kain dari serat karbon yang diberi resin penguat. Juga sangat menarik adalah satu pesawat mini yang seluruh body-nya terbuat dari material tekstil komposit, sehingga ia termasuk salah satu pemenang produk inovatif.

Di bidang otomatisasi dan permesinan kita juga bisa melihat banyak bagian-bagian mesin atau lengan pada robot yang biasanya menggunakan material logam namun kini digantikan dengan material teksil komposit. Bisa dibayangkan dari mulai bagian yang besar di mesin seperti batang dan poros yang membutuhkan kekuatan tinggi sampai yang kecil seperti baut, mur, dan sebagainya kini terbuat dari tekstil komposit.


Begitupun pada bidang bangunan dan konstruksi kita melihat bagaimana sebuah kanal yang biasanya terbuat dari material logam kini digantikan dengan material tekstil komposit. Dinding yang biasanya terdiri dari sekumpulan pasir, batu dan semen atau jendela yang terbuat dari plastik kini digantikan dengan material tekstil komposit. Kelebihan tambahan dari material komposit ini yaitu sifat insulasi panasnya (heat insulating) yang lebih baik daripada bahan plastik, dan memiliki kontur yang juga menarik. Bisa dibayangkan kain dengan berbagai anyaman misalnya polos, keper, satin, dan sebagainya dilapisi resin penguat dengan berbagai variasi sentuhan warna yang bisa memberikan tekstur yang tidak bisa didapatkan dari bahan lainnya. Aplikasi tekstil pada bangunan yang kemudian dikenal dengan istilah tekstil beton ikut menambah khazanah wilayah aplikasi tekstil komposit.

Aplikasi komposit benar-benar terlihat pada berbagai produk. Misalnya kita akan melihat badan kereta api, antena besar yang berfungsi sebagai radar terbuat dari struktur teksil komposit, dan rangka sepeda yang seluruhnya dari serat karbon. Komposit untuk bagian pembangkit listrik tenaga surya pada pesawat luar angkasa terbuat dari panel lapis serat karbon-epoksi yang sangat ringan (ultra-low weight) dengan sifat kekakuan yang tinggi yang dibutuhkan untuk menahan tekanan akibat getaran selama peluncuran ke luar angkasa. Begitu pula kincir angin untuk keperluan pembangkit listrik tenaga angin yang membutuhkan material yang ringan dan sekaligus sangat kuat; masing-masing bilahnya dibuat dari kain rajut multiaxial-epoxy. Badan kapal laut berukuran sedang semacam yacht dan boat misalnya, juga terbuat dari material komposit.

Di sini kita bisa mengamati mayoritas komposit yang digunakan adalah material tekstil komposit sehingga pada pameran ini seringkali istilah komposit langsung mengacu pada pengertian tekstil komposit. Pada umumnya serat yang paling menonjol digunakan adalah serat sintesis dari mulai serat karbon, gelas, PVC, poliester. Sedangkan khusus untuk produk biomaterial ia banyak menggunakan serat-serat alam dari mulai serat kenap, hemp, dan wool. Benang yang digunakan pada umumnya merupakan monofilamen dan multifilamen dari berbagai jenis serat. Untuk kainnya sendiri dibuat dengan berbagai teknik pembuatan kain yang biasa dikenal oleh para insinyur tekstil seperti pertenunan, perajutan, non woven, braiding.

Ada banyak hal-hal lainnya yang bisa diceritakan disini namun rasanya sangat terbatas untuk ditulis seluruhnya tentang bagaimana komposit merangsek memasuki berbagai bidang. Satu hal yang menarik buat saya pribadi yang setiap hari bergaul dan berkecimpung di bidang Textile Engineering adalah bagaimana tekstil mengubah dirinya dalam bentuk komposit, dan ini apa yang sejak dari tadi saya sebut sebagai tekstil komposit. Memang banyak sekali material komposit ini terbuat dari material tekstil (serat, benang dan kain) yang kemudian diberi penguatan dengan berbagai proses lanjutan baik itu berupa resin, pemberian panas, dan tekanan.

Nampaknya tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa salah satu masa depan perkembangan sains, teknologi dan industri tekstil ada pada wilayah tekstil komposit ini, selain berbagai bidang advanced lainnya seperti smart textile, medical textile, dan functional textile. Ia juga sudah menjadi fokus perhatian negara-negara maju di Eropa dan Asia serta AS. Dari hasil pengamatan selama pameran internasional ini saya rasanya bisa membuat pemetaan dan melihat bahwa pemain terbesar di bidang ini berturut-turut kurang lebih adalah Jerman, AS, Inggris, Perancis, Belgia, Jepang, Spanyol, Italia, Cina, Swedia, Belanda dan India. Saya pun semakin sadar bahwa tekstil sudah bukan lagi hanya "mainannya" para ahli dan ilmuwan tekstil tetapi kini ia telah menjadi obyek penting bagi para ilmuwan, akademisi dan peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan bidang industri. Di sini saya kembali bisa merasakan dan melihat bagaimana para ilmuwan, akademisi dan industri dari berbagai bidang keahlian berkolaborasi dan bersinergi menciptakan sesuatu yang lebih maju. Sesuatu yang sangat patut untuk dicontoh dan ditiru tentang dahsyatnya "silahturahmi sains dan teknologi".

Saya juga berharap suatu saat nanti materi-materi advanced textiles seperti ini bisa menjadi bagian dari kurikulum di berbagai perguruan tinggi tekstil di Indonesia. Begitu pula para ilmuwan dan peneliti yang berkumpul dan tersebar di berbagai lembaga-lembaga penelitian, para akademisi di kampus-kampus dan para praktisi di industri dengan berbagai keahlian yang berbeda bisa berkolaborsi dan bersinergi menciptakan sesuatu yang lebih maju. Dan kita bisa duduk bersama-sama dengan warga negara dunia lainnya memperlihatkan hasil riset dan produk kita pada ajang pameran internasional seperti ini.

Paris, 26 Maret 2009

Catatan kaki: Semua gambar yang ditampilkan di halaman ini diunduh dari situs resmi JEC composites. Anda juga bisa melihat video tentang aplikasi komposit di Galeri kami.


Tanya-Jawab & Diskusi

5 komentar

Anonim mengatakan... @ 27/04/09, 14.50

Memang sudah saatnya kurikulum ST3 mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan zaman. Seingat saya ada beberapa mata kuliah di semester 1 dan 2 yang sama kita dapatkan waktu sekolah SMA dulu, sesuai dengn perbandingan teori dan praktek di ST3 lebih besar praktek daripada teori, ada beberapa mata kuliah (MKDU) yang perlu dipertimbangkan ulang seperti bahasa indonesia dan fisika, apalagi praktek fisika yang sangat jauh dari implementasinya pada saat terjun ke pekerjaan yang sebenarnya. Ada baiknya pelajaran fisika digantikan dengan mechatronic (termasuk Program Linier Computerized)yang jauh lebih bermanfaat ditempat kerjaan nanti (jangan selalu berkutat dengan praktek bongkar pasang ATM - Alat Tenun Mesin sarung saja tapi juga harus berani untuk membongkar water & air jet loom), dan pelajaran bahasa indonesia juga perlu digantikan dengan penambahan jam pelajaran bahasa inggris yg sudah sangat mendunia - hal ini dapat dilihat dari minimnya bahasa inggeris terhadap mahasiswa yg kerja praktek. Dulu....Pelajaran Mekanika Teknik yang juga sangat2 sulit sekali untuk dicerna dalam satu kali pertemuan - perlu kiranya diberikan pelajaran yang sulit tapi mudah untuk dicerna. Sudi kiranya para dosen dan pemerhati tekstil serta alumni dapat memikirkan kemajuan anak bangsa melalui pendidikan tekstil. Semoga para Dosen yg meneruskan sekolah S2nya di LN juga dapat menularkan virus kepintarannya terhadap mahasiswanya dan juga menambah jaya tekstil dibumi pertiwi.

Bravo ST3
Tuff Msm 86.P0354.

material enggineering risearch mengatakan... @ 11/06/09, 11.57

memang bahan komposit merupakan prospek cerah dimasa mendatang karena bahan bakunya banyak tersedia disekitar kita. sedangkan mechanical propertiesnya sangat mengagumkan. sehingga perlu sekali dilakukan penelitian lebih lanjut untuk dapat mengaplikasikan material komposit tersebut.

Kodrat Adhi Pramana mengatakan... @ 06/10/09, 07.35

Assalamualaikum,
Saya semakin bangga menjadi mahasiswa ST3 karena melihat perkembangan industri tentang pertekstilan di dunia yang merambahi hampir semua bidang dan teknologi masa kini.
Menurut saya pribadi yang menarik perhatian saya adalah tentang industri perajutan, karena sifatnya yang unik.
Untuk perkuliahan di ST3 sudah harus dihilangkan yang namanya "Turunan" karena dengan adanya turunan tersebut saya sebagai mahasiswa jadi malas untuk belajar karena tinggal menghapalkan saya soal-soal sebelumnya tanpa harus melihat catatan yang sudah 1 semester ditulis. Karena menurut saya itu merupakan suatu pembodohan kepada mahasiswa yang berakibat kepada kualitas lulusan nantinya.
Terimakasih kepada Bapak dan Ibu Dosen tercinta yang telah memberikan ilmu tentang pertekstilan yang terbaru kepada saya dan pembaca situs ini..

Bravo ST3
Adi3 '05

ThinkTextiles mengatakan... @ 06/10/09, 08.45

Untuk Adi, Terima kasih banyak atas komentar dan apresiasinya. Kami sangat senang melihat situs yg kami buat memberi manfaat pengetahuan dan kelihatannya juga mendorong semangat belajar bagi mahasiswa tekstil. Memang betul tekstil ada dimana2 seperti bisa Adi lihat dan baca sendiri dlm artikel yg telah kami terbitkan, tapi sebetulnya masih banyak lagi bidang aplikasi ilmu dan teknologi tekstil yg membutuhkan keahlian kita. Insya Allah kami masih akan terus mengisi situs ThinkTextiles dengan informasi perkembangan teknologi tekstil dan informasi2 lain di seputar tekstil dengan harapan bisa ikut mengkatalisis perkembangan pertekstilan di Indonesia.

Beberapa waktu belakangan kami memang 'terpaksa' istirahat dulu krn kesibukan kami mengerjakan tugas2 sekolah, dan sepertinya sudah waktunya bagi kami utk kembali hadir dengan artikel2 berikutnya. Komentar yg kami terima dr Adi memberi dorongan semangat baru utk terus berkarya. O ya, ajak teman2 utk mengunjungi ThinkTextiles, dan kami akan sangat senang menerima masukan dan saran utk perbaikan isi maupun tampilan agar bisa lebih baik melayani kebutuhan informasi mengenai sains dan teknologi tekstil. Sekali lagi terima kasih, dan jangan bosan utk berkunjung.

Salam,
ThinkTextiles

Kodrat Adhi Pramana mengatakan... @ 10/10/09, 09.04

Terima kasih kembali pa...
Bagi saya sudah merupakan kewajiban saya untuk mempelajari ilmu tekstil yang lebih luas dari yang saya dapat di perkuliahan...

Untuk sarannya pa teman-teman di kampus lagi senang-senangnya berwirausaha. Akan tetapi teman-teman di kampus ingin sekali mempunyai usaha di bidang pertekstilan yang sederhana. Mungkin bapa-bapa dan ibu-ibu yang lain mempunyai saran tentang usaha yang mungkin dilakukan untuk teman-teman di kampus. Dan yang ke-2 karena teman-teman 2005 sudah mulai menyusun TA pa, mohon dengan sangat untuk memperbanyak Artikel tentang "Hook Jarum di MRB Single Knit" karena TA saya tentang hal tersebut. Terima kasih sebelum dan sesudahnya.

Mungkin hanya demikian yang dapat saya lakukan, Insya4w1 saya akan menyebarluaskan website ini ke teman-teman yang lain.

Bravo ST3
Adi '05

Posting Komentar