| 0 komentar ]

Mendengar kata 'arsitektur' secara spontan biasanya akan segera terbayang bangunan dengan berbagai macam bentuk desainnya. Bahkan jika kita mencoba memasukkan tekstil ke dalamnya, maka tempatnya hampir selalu ada pada desain interiornya, misalnya tirai penutup jendela, karpet pelapis lantai ruangan, kain-kain pelapis furnitur maupun penyekat ruangan. Namun demikian, anda akan segera bisa melihat nanti beberapa contoh arsitektur yang menggunakan tekstil dalam bentuk lembaran kain sebagai bagian dari strukturnya. Ia hadir sekaligus sebagai elemen teknik dan estetik dalam berbagai bentuk dan fungsinya yang menakjubkan mulai dari payung raksasa otomatis di pelataran dalam Mesjid Nabi di Madinah hingga atap stadion Commerzebank Arena di Frankfurt dan lapangan tenis Wimbledon. Sebuah stadion pertunjukan di Perancis berkapasitas 10.000 orang menggunakan bahan tekstil sebagai dinding luarnya; jika lampu-lampunya dinyalakan dari dalam maka stadion tersebut akan tampak seperti menyala dan menarik mata dari kejauhan.

Ringan dan berkekuatan tinggi serta tidak mudah 'patah' oleh tekukan maupun lipatan, tahan terhadap serangan jamur dan ngengat, bersifat tolak-air, tahan paparan UV dan kondisi cuaca ekstrim (termasuk hujan asam) dalam waktu lama, dan tidak mudah terbakar adalah beberapa sifat yang harus dimiliki tekstil untuk arsitektur. Sebagai contoh, Tenara bikinan Gore adalah salah satunya. Kain ini terbuat dari serat yang berasal dari politetrafluoroetilena, salah satu jenis polimer performa-tinggi.

Tengok "Galeri Tekstil Arsitektur" di sini.

Tanya-Jawab & Diskusi

0 komentar

Posting Komentar